Newest Post

Archive for Oktober 2010

Oct 29th, 2009 by johncena

Kata globalisasi semakin sering terdengar di sekitar kita, namun makna dari globalisasi itu sendiri belum dapat dipahami secara jelas. Untuk itu, beberapa pendapat dan contoh tentang globalisasi akan dirangkumkan untuk membantu pemahaman tentang globalisasi.
Definisi Globalisasi
Globalisasi didefinisikan sebagai sebuah wacana yang tidak dapat dielakkan dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi yang kemudian menghilangkan batas-batas negara. Banyaknya wacana tentang globalisasi memberi pengaruh pada perpolitikan nasional dan masyarakat bahwa globalisasi tidak dapat dihindari. Logika bahwa kebebasan pasar merupakan bagian dari demokrasi ditanamkan dalam pikiran masyarakat. Pemimpin dari negara demokratis kemudian menggunakan pernyataan tersebut sebagai alasan, sedangkan pemimpin dari negara neoliberal menggunakan wacana globalisasi untuk memperoleh pasar-pasar baru.
Pendapat lain menyatakan bahwa globalisasi bukanlah internasionalisasi. Internasionalisasi diartikan sebagai pertukaran antar negara, sedangkan pertukaran ini telah terjadi berabad-abad lalu. Lain halnya dengan globalisasi yang diartikan sebagai pertukaran yang melebihi batas-batas negara, pertukaran ini terjadi dengan cepat, secara elektronik dan baru terjadi saat batas-batas negara sudah tidak menjadi penghalang lagi.
Pendapat lain menyatakan bahwa globalisasi merupakan proses imitasi, adaptasi dan bahkan penyebaran solusi terhadap berbagai masalah. Definisi ini menjelaskan bahwa proses globalisasi memaksa terjadinya kompetisi, yang nantinya akan meningkatkan inovasi dari setiap orang ataupun perusahaan. Secara ekonomi dapat dijelaskan bahwa jika inovasi suatu perusahaan lambat, maka perusahaan lain akan meniru produk mereka bahkan memodifikasi produk tersebut sehingga lebih diterima di pasar.
Menurut Giddens, globalisasi didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial yang mendunia, menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain, dengan suatu cara kejadian disuatu wilayah dipengaruhi oleh kejadian di wilayah lain yang sangat jauh, begitu juga sebaliknya. Giddens beranggapan bahwa globalisasi merupakan bentuk lanjutan dari modernisasi.
Menurut Robertson, globalisasi adalah keseluruhan proses budaya menuju kesatuan dunia yang dikendalikan oleh kesadaran global dan merupakan proses yang telah terjadi berabad-abad lalu.
Singkatnya, globalisasi merupakan suatu proses menuju masyarakat global, suatu masyarakat yang memiliki kesamaan politik, sosial, dan budaya.
Kecenderungan Globalisasi
Ada tiga kecenderungan globalisasi, yaitu:
1.Individu atau kelompok
Globalisasi datang dengan paradigma kebebasan individu sebagai hak, namun di sisi lainnya seorang individu harus memahami bahwa ada kelompok masyarakat yang perlu diutamakan.
2.Pasar bebas atau peran pemerintah
Globalisasi datang dengan paradigma kedaulatan pasar bebasnya, namun pasar bebas tidak dapat membantu di saat epidemi datang malanda suatu negara. Seperti halnya: HIV/AIDS di Afrika. Negara tetap mampu berperan, berusaha mendapatkan izin untuk memproduksi obat generik yang dicopy dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang telah lebih dahulu menemukan obat untuk melawan HIV/AIDS tersebut. Dengan kemampuan peran pemerintah untuk memperoleh izin copy obat tersebut, maka perusahaan obat Eropa dan Amerika Serikat telah kehilangan inovasi dan keunggulannya. Bagaimana globalisasi memposisikan keefektifan pasar bebas dan peran pemerintah dalam situasi tertentu?
3.Otoritas lokal atau otoritas supra-lokal
Meningkatnya otoritas supra-lokal seperti IMF (International Monetary Fund) menyaingi otoritas lokal (pemerintah) yang sebenarnya lebih mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan di dalam pembangunan dalam negeri.
Ketidakkonsistenan globalisasi pada paradigma yang dikemukakannya menunjukkan bahwa globalisasi bukan tentang ketiga hal tersebut, tetapi tentang interaksi dan integrasi menuju masyarakat global. Globalisasi tidak dapat dipandang hanya dari satu sisi saja, namun dari semua sisi dan dari semua proses globalisasi itu sendiri.
Pengaruh Globalisasi
Apakah globalisasi memberikan pengaruh baik bagi pertumbuhan atau justru memberikan pengaruh buruk? Globalisasi dapat dipandang secara baik dan buruk dari berbagai sisi. Ada banyak pendapat mengenai globalisasi dari berbagai pihak di seluruh dunia. Jawaban akhir yang diperoleh adalah globalisasi tidak memberikan hasil yang sama pada tiap negara di seluruh dunia. Bagi negara-negara yang telah siap menerima globalisasi, tentu saja akan merasakan dampak positif dari globalisasi, namun bagi negara-negara sedang berkembang memperoleh lebih banyak dampak negatifnya.
Bagi negara maju, globalisasi benar-benar memberikan pengaruh baik bagi pembangunan secara ekonomi. Proses globalisasi mengurangi kemiskinan terlihat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Menurut hasil survei WVS (World Value Surveys), terjadi peningkatan harapan hidup, dengan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan oleh kelaparan, penyakit karena perkembangan teknologi dan ekonomi. Ini menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi dan industrialisasi memberikan hasil yang luar biasa pada tingkat harapan hidup masyarakat, namun pada titik tertentu perkembangan ekonomi atau pendapatan tidak memberikan sumbangsih apapun terhadap tingkat harapan hidup.
Bagi negara sedang berkembang, globalisasi justru memberikan dampak buruk bagi pembangunan. Ekspansi pasar yang dilakukan perusahaan besar dari luar negeri membuat perusahaan-perusahaan kecil yang tidak mampu bersaing menjadi gulung tikar, yang kemudian mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran. Selain itu, meningkatnya peran teknologi informasi dan media membuat produk-produk dalam negeri kehilangan daya tariknya.
Globalisasi bukan tentang baik dan buruk namun tentang multi-proses yang dapat dipandang dari berbagai sisi untuk menuju masyarakat global, proses interaksi dan integrasi menuju masyarakat global. Globalisasi merupakan wacana yang tidak dapat dihindari lagi. Globalisasi telah menjadi pilihan masyarakat dunia dan sudah sepatutnya kita waspada dan mempersiapkan diri dengan mengurangi budaya konsumtif, meningkatkan informasi dan pengetahuan sebagai penopang masyarakat untuk melawan efek globalisasi.
Akibat Globalisasi: Berakhirnya suatu Negara
Pesatnya proses globalisasi semakin memperlihatkan berkurangnya peran negara dalam membuat kebijakan bagi masyarakat negara itu sendiri. Globalisasi membuka peluang bagi pihak swasta untuk mempengaruhi kebijakan suatu pemerintahan. Bahkan pihak swasta itu sendiri bukan lagi berasal dari dalam negara itu melainkan supra-teritorial seperti TNCs (Trans-National Corporations), IMF, EU dan organisasi internasional lainnya. TNCs telah menjadi pemegang kunci dalam pengambilan kebijakan dalam suatu negara.
Globalisasi juga memberikan pengaruh pada perubahan sosial budaya. Masyarakat suatu negara mengalami perubahan pandangan tentang beberapa isu-isu seperti isu gender, orientasi seksual, ekologi dan sebagainya melaui teknologi informasi dan komunikasi seperti televisi dan internet.
Daftar Bacaan
Hawkins, Mary. 2006. Global Structures, Local Structures. New York: Oxford University Press. hal: 209-217.
Ign. Gatut saksono. Keadilan Ekonomi dan Globalisasi. Yogyakarta: Rumah Belajar Yabinkas. hal: 53-78; 139-144.
Inglehart, Ronald. 1999. Globalization and Postmodern Values. the Center for Strategic and International Studies and the Massachusetts Institute of Technology . the Washington Quarterly vol: 23:1. hal 215–228, diakses pada http://www.twq.com/winter00/231Inglehart.pdf
King, Roger&Kendall, Gavin. 2004. The State, Democracy and Globalization. Macmillan: Palgrave. Hal: 137-165.
Rothenberg, Laurence E. 2003. The Three Tensions of Globalization. New York. the American Forum for Global Education No. 176, diakses pada http://www.globaled.org/issues/176.pdf

Memaknai Globalisasi

Kamis, 14 Oktober 2010
Posted by Candinet BLog
Perkembangan kehidupan antar negara di dunia saat ini tidak bisa menghindar dari dinamika globalisasi di segala bidang. Hal ini tidak terlepas dari definisi globalisasi sebagai suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) seba gai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Dari definisi ini dapat kita lihat fenomena globalisasi sebagai suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari oleh bangsa-bangsa di dunia, tidak terkecuali bangsa yang menutup dirinya dari pergaulan internasional seperti halnya Korea Utara atau Kuba.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan dengan globalisasi :
• Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Dalam menyikapi fenomena globalisasi ini, pandangan dunia secara umum terbagi menjadi dua sudut pandang. Sebagian ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadap globalisasi. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain dianggap sebagai kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.

Dari sudut pandang teoritis pun globalisasi ini disikapi berbeda-beda oleh para ahli. Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu :
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. Meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
• Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
• Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
2. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
3. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

Fenomena globalisasi ekonomi
Sebagai insan manusia yang hidup di era globalisasi internasional, kita harus bijak menyikapi fenomena yang tidak dapat dihindari ini, terlebih saat ini cakupan globalisasi sudah menjangkau dibidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Keberadaan globalisasi khususnya dibidang ekonomi selayaknya dapat dijadikan sebagai peluang untuk lebih maju dan berkembang, baik itu individu warga negara hingga negara itu sendiri. Hal ini tidak terlepas dari pengertian globalisasi ekonomi sebagai suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian ini mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa antar negara.

Dalam perkembangannya, globalisasi ekonomi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus membuat setiap individu ataupun bangsa di dunia menyikapi hal ini dengan bijak. Beberapa kebaikan globalisasi ekonomi adalah :
1. Produksi global dapat ditingkatkan
Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat di suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
4. Memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Sementara keburukan dari globalisasi ekonomi antara lain :
1. Menghambat pertumbuhan sektor produksi
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
2. Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
4. Memperburuk proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

Analisis fenomena globalisasi ekonomi
Selain kelebihan dan kekurangan dari globalisasi ekonomi yang telah dijelaskan di atas, dalam globalisasi ekonomi juga terdapat beberapa fenomena mengemuka yang dapat dianalisis sebagai bahan masukan untuk mendapat hasil positif dan meminimalisir efek negatif dari globalisasi. Fenomena yang terjadi tersebut adalah :
1. Globalisasi produksi
Dalam hal ini suatu perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan tujuan agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh di negara lain yang lebih rendah, tarif bea masuk negara yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Menurut Prof.Wan Usman, strategi yang digunakan perusahaan asing untuk investasi luar negeri antara lain dalam rangka :
• Mencari pasar
• Mencari bahan baku
• Mencari efisiensi produksi
• Mencari pengetahuan
• Mencari keamanan politik
Dengan mencermati hal ini, sudah selayaknya pemerintah Indonesia menata diri agar bisa dilirik oleh perusahaan luar negeri sebagai lahan investasi yang baik. Perbaikan disektor-sektor yang berinteraksi langsung dengan urusan investasi luar negeri harus segera dilaksanakan. Dengan demikian, penyerapan tenaga kerja dan proses alih teknologi di Indonesia dapat semakin baik.
2. Globalisasi pembiayaan
Perusahaan global saat ini mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia.
Perusahaan Indonesia pun seharusnya lebih dapat memanfaatkan pinjaman asing sebagai modal usaha, sehingga tidak terlalu terpaku pada pembiayaan dari pemerintah. Dengan demikian, networking dari perusahaan tersebut akan semakin luas dan manajemen perusahaannya lebih profesional karena lembaga atau investor asing hanya akan memberi pinjaman pada perusahaan dalam negeri yang sehat dan produktif.
3. Globalisasi tenaga kerja
Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi sektor tenaga kerja ini maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

Saat ini banyak terjadi SDM Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga ahli dan sebaliknya banyak pula ditemui expratriat yang mendominasi beberapa sektor pekerjaan di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah Indonesia bertanggung jawab agar Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dapat bersaing dengan SDM dari negara lain. Sistem pendidikan, kurikulum, sarana, dan prasarana pendidikan harus segera diperbaiki sebagai upaya menunjang pengembangan kualitas SDM secara optimal.

Wan Usman menambahkan pula bahwa pemanfaatan dengan baik dampak-dampak dari globalisasi ekonomi tersebut maka akan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di suatu negara sebagai prasyarat tercapainya pembangunan manusia, karena dengan pembangunan ekonomi akan terjamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan kesempatan kerja di suatu negara. Hubungan antara pembangunan ekonomi dengan pembangunan manusia dapat dilihat dalam gambar berikut.
4. Globalisasi jaringan informasi
Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak, dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama.
Saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) sedang berusaha memperbaiki sistem informasi dan komunikasi di Indonesia, salah satunya dengan membentuk Dinas Kominfo di setiap daerah agar perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat segera di respon oleh masing-masing daerah. Selain itu program 1.000 desa internet juga terobosan baik dalam upaya menghilangkan buta internet masyarakat Indonesia khususnya di daerah pelosok.
5. Globalisasi perdagangan
Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Tahun 2010 ini Indonesia dan negara asia tenggara lainnya memasuki babak baru perdagangan dengan Cina melalui konsensus CAFTA (China Asean Free Trade Area). Dengan perjanjian ini hubungan perdagangan negara-negara dalam Asean dengan Cina dapat berjalan semakin lancar yang bila tidak disikapi oleh pemerintah Indonesia khususnya maka industri dalam negeri dapat tergerus karena kalah bersaing dengan produksi Cina yang terkenal lebih murah dan variatif. Perlu ada upaya dari pemerintah Indonesia untuk menguatkan basis industri dalam negeri khususnya industri UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Proteksi melalui pembuatan hak paten produksi khas Indonesia juga perlu segera dilakukan agar tidak terjadi duplikasi barang khas Indonesia oleh negara lain yang kemudian justru di klaim buatan negara tersebut.

Penutup
Terjadinya globalisasi di segala bidang khususnya di bidang ekonomi adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari bangsa-bangsa di dunia jika ingin tetap mengikuti perkembangan zaman. Berbagai argumentasi dari pihak yang pro maupun anti globalisasi turut mewarnai fenomena yang terjadi sejak era kebangkitan barat antara tahun 1500-1800 ini.

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi dimana kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Sementara pihak yang anti globalisai dipersatukan dalam upaya perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Agar tidak terjebak kepada pihak yang pro maupun kontra, sebagai suatu bangsa yang berdaulat sudah selayaknya Indonesia mulai menata diri menyongsong era globalisasi ini dengan tidak melupakan aspek kearifan lokal sebagai identitas suatu bangsa. Peningkatan profesionalitas aparat pemerintah melalui reformasi birokrasi, perbaikan sarana dan prasarana perekonomian dengan menggandeng pihak swasta, serta pengembangan kualitas SDM Indonesia harus segara dilaksanakan. Dengan demikian keberadaan berbagai fenomena globalisasi yang ada akan dapat membuat perekonomian Indonesia semakin tumbuh sehingga cita-cita founding father kita agar terbentuk masyarakat yang adil dan makmur dapat segera terealisasi.
Kebaikan globalisasi ekonomi



*

Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

*

Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

*

Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

*

Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

*

Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Keburukan globalisasi ekonomi



*

Menghambat pertumbuhan sektor industri

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

*

Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

*

Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

*

memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
Efek Globalisasi


Di zaman sekarang ini, teknologi sudah semakin berkembang khusunya di bidang informasi dan telekomunikasi. Seiring dengan perkembangan teknologi itu, muncullah berbagai peralatan yang memungkinkan kita untuk saling berkomunikasi tanpa harus menatap lawan bicara seperti penemuan pesawat telefon oleh. Juga peralatan yang memungkinkan untuk penyebar luasan informasi-informasi berita dari berbagai pelosok dunia seperti penemuan televisi, dan komputer beserta internet. Semua penemuan itu sangatlah berperan penting dalam penyebar luasan informasi-informasi dan kelancaran komunikasi antar kota, provinsi, bahkan negara. Sejak ditemukannya penemuan-penemuan yang memperlancar saluran informasi dan komunikasi seperti pesawat telefon, televisi, dan komputer, dunia ini seakan-akan semakin dekat saja karena komunikasi yang semakin mudah terjalin serta informasi dari berbagai pelosok bumi yang semakin mudah didapat, itulah yang kita sebut Globalisasi.
Globalisasi memberikan pengaruh yang amat besar bagi masyarakat di dunia. Banyak efek yang ditimbulkan oleh Globalisasi mulai dari efek positif hingga efek negatif. Sebagian besar efek Globalisasi ditimbulkan oleh media elektronik seperti televisi dan internet, karena media elektronik merupakan media yang paling digemari dan yang paling mudah diterima oleh masyarakat.
Secara umum, Globalisasi dapat mengubah persepsi masyarakat seperti tersebar berita tentang kasus kriminalisasi dua pimpinan KPK dan kasus aliran dana bank century yang membuat ketidak percayaan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia terhadap kepolisian. Juga selain berita lokal, salah satu berita yang dapat mengubah persepsi masyarakat adalah berita tentang penyerangan Israel terhadap Palestina tahun lalu yang membuat seluruh dunia khususnya negara Islam menggalakan aksinya untuk menuntut negara Israel menghentikan aksinya.
Selain mengubah persepsi masyarakat, Globalisasi dapat dengan mudah merubah gaya hidup masyarakat. Beberapa contoh efek Globalisasi yang dapat dengan mudahnya merubah gaya hidup masyarakat adalah munculnya situs jejaring sosial yang bernama Facebook. Sejak munculnya Facebook, masyarakat dunia lebih sering membuka internet daripada sebelumnya. Fitur Facebook yang begitu bagus membuat Facebook menjadi lebih lebih terkenal dibanding situs jejaring sosial lainnya sehingga membuat seluruh dunia dilanda demam Facebook karenanya, bahkan Facebook pun digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari presiden Amerika Barrack Obama hingga tukang parkir di Jakarta. Selain Facebook, teknologi Globalisasi yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat adalah masuknya film-film luar negri di bioskop Indonesia seperti Spiderman, dan Ironman. Dengan masuknya film-film luar negri itu, masyarakat menjadi tidak cinta dengan negaranya sendiri dan lebih cenderung meniru gaya hidup orang-orang Barat yang terdapat dalam film-film itu.
Walaupun nampaknya banyak efek Globalisasi itu membawa pengaruh buruk, tetapi dengan tetap memegang teguh nilai-nilai agama dan negaranya serta bersikap kritis dalam memilih informasi-informasi arus Globalisasi yang masuk, maka efek negatif dari Globalisasi itu sendiri bisa diperkecil.

Efek Globalisasi

Posted by Candinet BLog
Efek Globalisasi bagi Identitas & Generasi Muda Nasional

Latar Belakang
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan jarak bukan lagi menjadi pembatas. Globalisasi dapat berpengaruh terhadap perubahan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi muda Indonesia.
Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari semulanya. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.
Efek Globalisasi bagi Identitas Nasional
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika, money laundering, keimigrasian, human trafficking, penebangan hutan secara ilegal, pencurian laut, pengakuan hak cipta, dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi.
Efek lainnya adalah globalisasi dapat memberikan efek negatif bagi budaya-budaya leluhur di Indonesia. Dengan adanya globalisasi waktu, jarak, wilayah bukan lagi menjadi halangan, khususnya pada dunia hiburan. Pada dunia hiburan, efek globalisasi sangat jelas dapat dirasakan, sebagai contoh: lunturnya musik-musik tradisional, lunturnya budaya Indonesia dalam film-film lokal, minimnya pentas seni lokal jika dibandingkan dengan pentas seni kontemporer moderen. Hal tersebut mencerminkan bahwa, globalisasi dapat dengan mudah mengubah nilai-nilai budaya yang sudah ada sebelumnya.
Pada masyarakat, hal ini tentu sangat membahayakan. Hal tersebut didasarkan pada mulai mutimbulnya sifat individualistis di masyarakat, minimnya tenggang rasa dan semangat gotong royong. Yang sudah jelas banyak negara lain mengenal budaya masyarakat Indonesia sangat ramah tamah sebelumnya. Belum lagi aksi teror, yang baru-baru ini marak terjadi. Ada sebagian kelompok masyarakat bangsa ini yang menganut pandangan ekstim dan radikal, yang menolak landasan bangsa ini yaitu Pancasila sebagai pedoman hidupnya, yang tentu sangat berbahaya bagi integritas bangsa ini kedepan. Hal-hal ini tentunya dapat mengubah identitas bangsa ini, yang sebelumnya populer dengan bangsa yang menjunjung tinggi nilai multikultur yang Bhenika Tunggal Ika yang memiliki kesatuan sangat erat serta masyarakatnya yang sangat berjiwa ketimuran.
Efek Globalisasi bagi Generasi Muda
Pada zaman sekarang kita, khususnya generasi muda telah menjalani hidup berdampingan dengan globalisasi. Kita sadari atau tidak, inilah kenyataan. Perkembangan teknologi, dunia informasi, perubahan lingkungan sosial budaya, pergaulan, dan jati diri terhadap nasionalisme yang sudah mengalami degradasi. Globalisasi tentunya bak mata pisau bagi kita generasi muda, di satu sisi aman namun di satu sisi lagi sungguh sangat membahayakan. Hal positif dari globalisasi dapat kita sadari, yaitu dapat membantu serta memudahkan kita dalam berkomunikasi, memperoleh ilmu dan wawasan secara luas, dapat berinteraksi dengan masyarakat luar lainnya, dapat memudahkan kita dalam berbisnis, dan dapat mengetahui kualitas serta daya saing dari masyarakat lain baik luar ataupun dalam. Namun, globalisasi jika tidak kita pahami betul, tentunya akan sangat mengancam jati diri kita sendiri. Sebagai contoh yaitu: masalah psitropika, sex bebas, degradasi moral, degradasi penghormatan terhadap nilai-nilai moral yang ada, serta minimnya rasa cinta pada budaya bangsa sendiri. Baru-baru ini kita mendapatkan contoh banyak pelaku-pelaku teror banyak yang berasal dari generasi muda. Hal ini terjadi karena rendahnya pemahaman ideologi serta pedoman hidup yang ada pada setiap generasi muda, mudah terbujuk, terbawa hasutan, dan lain-lain. Hal itu dapat diketahui, dari fakta yang ada 75% generasi muda tidak hafal dan memahami falsafah idiil Pancasila. Parah, memang. Hal-hal tersebut, tentulah sangat mengkhawatirkan.
Sebuah bangsa yang besar akan abadi dan bermartabat jika generasi mudanya sangat peduli terhadap budaya-budaya serta pedoman hidup yang telah mengakar abadi sebelumnya di tengah masyarakat. Serta dapat dengan baik membagi-bagi efek globalisasi sesuai kaidah yang ada, bermanfaat atau tidak bagi kelestarian suatu identitas bangsa Indonesia selanjutnya. Kemudian di era globalisasi ini generasi muda diharapkan mampu memberikan inovasi, kesetiaan, pengorbanan, serta komitmennya dalam membangun negara dan mempertahankan budi luhur identitas bangsa ini kedepannya agar mampu bertahan dan dapat bersaing serta memiliki ciri yang khas, “INDONESIA”.
Kesimpulan
Sebagai rakyat Indonesia, sebaiknya kita dapat memanfaatkan arus globalisasi secara baik dan benar, sehingga sesuai kaidah yang ada. Kemudian, untuk membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut, harus diupayakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional dapat terjaga. Kita perlu mengingat kembali pesan Bung Karno, yaitu “Jadilah bangsa yang cerdas, buat rasa Indonesia, buat negara lain tersenyum pada kita: Indonesia”, agar identitas serta cirri khas bangsa ini tidak lenyap. Untuk mencapai hal itu, adalah dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep identitas nasional.

Globalisasi

Posted by Candinet BLog

// Copyright © RangerZ //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //